dimakamku bertinta hitam buram,
satu bisikan malam
jika kau berdiri di pinggir makam
ada puisi di tengah hari
garing ditelan batu nisan diri
apakah matiku sebagai manusia
atau lahirku sebagai binatang?
jika kau siram tuba berbulir bintang
di rembang-rembang petang yang malang
kan kau temukan jawaban yang tersangkut di ilalang
kini mawar di ujung makam
terus digerus hujan
sungguh cinta tak bertandan
di bebatu makam yang diam
ada jumawa memberi tanda
gelisah membentang malam
tak sabar di punca tanya
pun di puting mawar di ujung makam
kuketat peluk berpeluh hujan
pada usia yang karib kematian
jatuh, luluh
hei!
jangan kau cabut kematianku yang jalang
perth, mei 2008
No comments:
Post a Comment