upsalatta
kau negeri pegunungan salju
bulir-bulirmu dapat kutangkap di rantau ini
pada riau-ku yang menyimpan diam
aku lena dalam luai gerakmu
nadinadiku yang kaku
luruhlah dalam gerak malam yang kelam
merejam seribu mimpi
sentuhlah pianomu
teruslah sepoi dalam diamku
hentaklah dalam yakinku
‘’Claro de Luna’’
makin hantarkan aku dalam tanya tak berjawab
aku seperti melihat Ludwig Van Bethovent, kala menggubah lagu itu
lalu kucipta lirik lagu baru
‘’dark de luna’’
namun ada bias merah jambu, biru, ungu
dan pada akhirnya menjelma kelam
To Be or Not To Be
there goes a jazz tune
aku pun tiba di kota kematian, recoleta
namun tak kucium amis darah
kemana hilangnya aroma nanah!
kembali lagi ke negeri ini
kubawa segudang cinta untukmu
namun kau patahkan dalam debur gemuruh
dengan apa lagi kutimpuk rindu
tikamtikam jantung
sayatsayat sembilu
lihatlah rahimku telah koyak!
seperti kisah dalam mitologi yunani
dirimu adalah dewa janus yang bermuka dua
tahu masa lalu dan masa datang
dewa perang dan perdamaian
lalu dengan apa kan kutangkup marah
di atas amuk mu yang saga
selalu saja begitu
rindu kau balas dengan sembilu
peluh kau bayar dengan tipu
akhirnya aku menyimpan dendam
seperti oudipus yang membunuh ayahnya sendiri
sekali lagi dengan apa hendak kulabuh tanya
yang tak pernah engkau jawab
aku makin dirundung ragu
Sisifus kah dirimu?
No comments:
Post a Comment