mata elang, mata bulan, mata jin, mata hati, matahari-ku,
pejamlah dalam diamku yang angkuh
singgahlah di mata airku yang keruh
senyumlah pada mata tumitku yang rapuh
tikamlah mata bintangku yang redup riuh
rebahlah bersama aku yang kehilangan matamata hatiku, runtuh
telah kukuak mendung di sudut langit
dari balik jeruji hati yang pekat,
oh tak mampu kugapai burungburung yang luncas bersama kepak-kepak sunyi
tubatuba dan beribu tuba sesaki rongga jiwaku yang semula sepi, namun kini sesak
dan aku ingin muntah, puah!
kabar ini cukup membuat resah
dalam bara api jiwaku yang kerontang
beribu matamata kembali terkam, sentak dan hujam cintaku
lalu, aku telan bisu bersama kata-kata janji
pulanglah!
simpan sebaris janji
aku dan rakyatrakyatmu telah letih menyulam sabar
ribuan ronggarongga dada terbakar
terlalu lama kami terbiar dalam sepi, duka dan nestapa
mati,
jenguklah ribuan mayatmayat tak berdosa
kemana hilang rohroh suci yang dititipkan illahi
pada siapa kukirim rindurindu ini
apakah di empeduku yang kian bisu?
No comments:
Post a Comment