Thursday, June 5, 2008

rapsody seorang gadis

rinai hujan di pagi basah

selembab kelam menubal buram

cericit burung tak ada lagi

lepas luncas pergi

adakah waktu kan bergulir pagi ini

sedang mentari ntah dimana sembunyi

semisal igau di kelam malam

aku nak bangkit, namun diselimuti diam

oh tanah yang basah

sebasah kalbu yang membiru

sebiru empedu yang terjepit di pintu

ingin kukuak takut menambah ngilu

kau lah gadis terkurung sepi

mengubur mimpi sepanjang hari

keluhmu luluh ditikam malam

katakan jika kau mencintai malam

mencintai angin yang berdesir perlahan

jangan pernah kau tepis cahaya bulan

sebab bulan akan bawakan surat dari tuhan

katakan pada malam-malam basah

ditelunjukmu ada gurindam yang marah

baranya telah menganak sungai nanah

tikamkan ia ke jantung langit yang gundah

katakan pada pagi-pagi basah

di telapaktanganmu ada syair yang tumpah

alurnya telah menyatu dengan waktu

biarkan kanak-kanak kembali berdenyut di nadimu

katakan pada hari-hari basah

di keningmu ada pantun yang patah

ditimpuk leguh zaman yang lelah

tegakkan dengan mata batinmu yang gagah

segudang kata, sedanau puisi

sebasah negeri ini

hanyut dalam sembilu yang nisbi

Perth, Western Australia, Maret 2008

No comments: