tanya pada angin yang membadai dalam diri
bila hasratkan sampai
api yang membakar hati
jangan kau sulut jadi benci
beribu kanak menantimu dengan jiwa berseri
pusar waktu yang kau genggam di telapak tangan
lepaskanlah kini
ia akan jadi cemeti
membuhul hari memeram mimpi
kelak menetas jadi tali
yang kau pakai meniti janji
janjimu pada-Nya
janjimu pada kami
doa panjang di malam-malam bisu
diri yang tergugu mencari rindu
harap yang membentang sepanjang jagat
dari arizona sampai missisipi
dari amazon hingga ke nil
sejak dari bali hingga ke delhi
kadang zig zag
horisontal
selalu juga vertikal
sekali-kali berputar-putar bundar
mimpimu tersungkup di gedung-gedung opera megah
ada di sydney opera house
atau di opera dresden,
dan OperaViva di amsterdam
juga di gedung opera munchen
mungkin di venice’s opera house
layak api yang berkibar sepanjang malam
atau mungkin di anjung seni idrus tintin
kadang di teatro dell’opera di roma
partitur-partitur yang tumpah ruah ke kaki menara pisa
dari teatro di pisa
dondang sayang yang kau dendang dari gubuk tua di usia renta
aromanya lekat di sungai rokan
maungnya tercium ke indragiri
nadanya tertancap di kuantan
tergerus di pasir-pasir pesisir
lepas luncas ke setarata benua
namun kini
di puncak risau letihmu sangap
dalam riau yang gundah,
gulana telah mengubin dalam batinmu
mungkinkah dodoi itu sampai ke pucuk rindu
sedang malam kian menjelang
atau jadi orchestra usang?
duhai engkau,
risaumu di igauku
Perth, Pebruari 2008
No comments:
Post a Comment