Sunday, June 8, 2008

Kisah Laptop basah

Menulis cerita ini aku jadi ingat kisah seorang sahabat yang mesti dengan ikhlas dan lapang dada ponsel nokianya remuk redam karena dipijak sang buah hati, si sulung yang sudah lama dinanti. Adalah Ramon damora mesti rela hp nokia 9500 yang selalu dipakainya itu tinggal puing, karena dijadikan Jilan sang anak sebagai ganjal kaki untuk meraih remot tv. Waktu membaca kisah ramon di blognya, aku kasihan bercampur berpuas diri. Kasihan, ya karena wajib saling mengasihani sesama manusia. Berpuas diri, he he karena Jilan tanpa disadarinya telah membalaskan dendamku pada sahabatku yang selalu kurindu dendam itu. Aku tertawa dalam hati. ‘’Rasain tak bisa lagak lagi,’’ terbayang bagaimana wajah sahabatku itu pastilah waktu itu kaku dan bibirnya membiru. Hitam buram karena dia memang hitam. Ha ha.

Aku tahu jika dia baca tulisan ini tak akan bisa marah, karena selain sahabat kami juga saudara satu rahim dalam sebuah pementasan teater bertajuk‘’Masih ada kamar di tepi rel’’. Dulu ketika aku masih imut-imut dan ramon amit-amit. Kami juga pernah tampil berdua sebagai MC. Di panggung kami tampak kompak, tapi jangan salah dulu. Di belakang layar kami tak pernah akur.

Akan halnya kisahku begini ceritanya. Di suatu siang yang garang, anakku Zia sedang minum air putih. Tanpa sengaja botol minumannya jatuh persis di atas laptop ayahnya yang sedang menyala. Sang pejantan gagah yang baru 3 tahun melihat dunia itupun berkata, ‘’maaf ya, sorry, tak sengaja. Suerrrrrrrrr!’’ grrrrrrrrrrrrrrr...... airpun merembes cepat. Laptop itu menggelepar dan langsung terkapar. Apa daya, suamiku yang nyaris tak pernah marah itu hanya bisa menatap laptop kesayangannya tak berdaya. Punah ranah, basah dan kalah.

Masih menyimpan harapan, suamiku menjauhkan botol minuman air putih zia dan meraih laptopnya. Di bawah sinar matahari laptop itu dijemur, namun layarnya sudah kabur. Aku menyaksikan laptop itu dengan mata nanar. Sepertinya tak ada harapan bisa dipakai lagi. Dan, ternyata perkiraanku benar. Laptop itu tinggal kenangan.

Apakah kisah laptop basah ini juga berkaitkelindan denganku? Jawabnya, seratus persen ada. Aku tak bisa lagi menulis dan membaca secara leluasa. Aku mesti rela berbagi, meminjamkan laptopku kepada suami yang akan menghadapi ujian semester dan tak lama lagi akan masuk ke program master. Akupun tak bisa otoriter. Tak bisa lagi berjam-jam di depan komputer.

Aku selalu mengintai kapan suamiku tak di depan laptop. Namun pengintaianku selalu saja berujung penantian. sepertinya dia belajar seharian. Akhirnya aku berpikir. Akh dari pada berebutan, lebih baik aku yang mengalah. Akupun memilih pergi ke perpustakaan dan menjadikan buku kecil sebagai coret-coretan. Kebiasaan ini kujalani sudah hampir satu bulan.

Tidak hanya selesai di situ, efek laptop basah juga merembet ke rencana libur musim panas Desember mendatang yang terancam gagal. Berkemah ke gurun kemungkinan besar ditunda. Dananya akan dialihkan untuk membeli laptop pengganti. Padahal aku sudah membocorkan rencana ke gurun ke saudaraku samson rambah pasir yang senang gurun itu. Tapi tak apa. Begitulah romantika berumah tangga. Semua mesti dijaga. Tak boleh menurutkan kehendak diri sahaja. Viva Zia!

1 comment:

Anonymous said...

hmm. . . nice mbk. . .

dua bulan yang lalu pas hari jum'at, krn waktu ud zuhur q mesti jumatan,krn terburu2 laptopku hanya q standby . . . tb2 pas mau pulang ujan gede bgt . . . jdnya nunggu agak lm sampai agak terang . . .pas kembali ke kamar ku. . .
tanpa daya . . laptopku uda bsh kuyup karena kebocoran eternit kamar. . .Ya Allah . . . q bener2 bingung. .. lantas q langsung bongkar laptop q. . .dan berusaha q keringkan semuanya. . .tp ternyata spertinya krn terlalu lama batere laptop hidup. . sehingga laptop ku terlanjur konslet. .. shg gbs hidup. . .yah . . nasib mbak. . .saat itu q jg lagi skripsi ngejar target, ngerjain sofware dan proyek juga,kebutuhan asistensi dan ngajar adek2 angkatan.. .tumpuan masa depan ku. ..hingga kini q cuma bisa numpang ngerjain tugas-tugasku . . . :) Ali